Sebelum saya mulai, saya akan berkenalan dulu karena ada
pepatah yang mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’ , maka dari itu saya akan
berkenalan dulu biar ada orang yang sayang sama saya karena sekarang saya sedang
jomblo.
Nama saya Achmad Afandi panggilan saya Ifan, saya dari
keluarga yang sederhana ibu saya yang cantik bekerja sebagai ibu rumah tangga,
dan ayah saya bekerja sebagai pegawai POS yang sekarang sudah pensiun dia juga
gak kalah cantik sama ibu saya pekerjaan sampingannya sebagai bapak rumah
tangga dan dia juga jago masak, saya sadar kalau saya gak ganteng karena 5 dari
seluruh wanita yang ada di Indonesia yang bilang saya ganteng cuma 1 yaitu
perawat yang waktu itu ngebantu ibu saya saat ngelahirin saya, perawatnya terus
kasih semangat ke ibu saya “perawat: ayo..ayo.. keluar..keluar..”, kemudian
saya keluar (jebreettt….) perawat tadi bilang ganteng sekali anak kamu nduk,
kemudian perawat itu memeberikan saya ke ibu saya, dan ibu saya berkata “iya..
dia emang cantik”, dan itu adalah pertama kali saya sebagai seorang laki-laki
di bilang cantik oleh orangtua saya sendiri, itulah alasannya kenapa saya
nangis pada saat saya masih bayi, dan sekarang orang yang bilang saya cantik
ada 2 yang pertama ibu saya sendiri dan yang kedua Rina Laushi.
Sebenernya saya gak tau ini ada apa, dan saya juga gak tau
saya mau ngapain disini, ngomong-ngomong soal pengalaman mungkin saya gak ada
pengalaman yang menarik untuk di ceritakan saya lebih suka menceritakan
cita-cita saya saat masih kecil dulu, saat saya masih TK ada satu pertanyaan
yang ngebuat saya nangis setiap kali saya di tanya pertanyaan itu, pertanyaan
itu adalah “apa cita-cita kalian saat besar nanti?” saya nangis….. dan saya diam
saat di tanya sama ibu guru, waktu itu saya masih labil sebagai cowok yang di bilang cantik, setelah saya pulang kuliah dari TK tadi, saya lihat
om saya pake baju lorek, dan saya bertanya sama om saya, “om..om.. jadi apa?”
om saya menjawab dengan mata yang nyolot, pengen saya colok
tapi gak nyampek, lalu om saya menjawab “saya ini TNI fan”. Kemudian saya terinspirasi sama om saya, dan saya juga ikutan
jadi TNI, berhubung gigi saya gingsul sudah pasti saya gak keterima jadi TNI
dan saya memutuskan untuk jadi Tentara. Saya tanya-tanya sama om saya, bagaimana om
caranya jadi tentara apa harus tinggi?, apa harus kekar?, apa harus putih?,
apa harus ganteng?, om saya menjawab “iya” dan saya kecewa (kenapa…???), dan om
saya berkata "tapi fan mungkin saja kalau kamu besar nanti kamu tinggi, kamu
kekar, kamu putih, dan kamu pasti...?" ...... “Stop….” (Kata saya) stop om.. pasti saya
cantik kan? Dan om saya menanggapi “iya” ‘krik…krik…krik…krik…’ (waktu berhenti
sejenak) dan saya pergi. Di perjalanan pulang saya jalan pelan-pelan sambil
bawa panah untuk jaga-jaga nanti kalau seandaianya ada binatanang buas lewat
mau saya panah, saya jalan dan berdoa’a (ya.. tuhan saya ingin jadi tentara
ya.. tuhan tolonglah hambamu yang lemah dan kehausan ini ya.. tuhan..) kemudian
terdengar suara dari belakang seseorang mengatakan “innallahha ma’assobirin”
yang artinya adalah (Tuhan pasti akan ada disamping orang-orang yang sabar) dan
orang itu menghilang, spertinya dia adalah malaikat yang tertukar, dan pada saat itu juga saya memutuskan untuk menjadi orang yang sabar daripada menjadi seorang tentara.
(Writed by : Achmad Afandi)
(Writed by : Achmad Afandi)