Hai hai, ini saya mau upload ketikan saya pada tanggal 25 Maret 2015. Saya sedih sekali saat itu, karena saya sudah mengetik banyak, eh waktu mau posting di blog lah kok pulsa modem saya habis. Di situ kadang saya merasa sedih! Tentunya saya harus menunggu modem saya ada pulsanya lagi. Saya mengupload ini tanpa mengubah/mengedit ketikan saya saat itu. Jadi, diibaratkan saja hari ini tanggal 25 Maret saja ya. Hehehe..
Selamat siang, saya baru pulang sekolah nih sedang bersantai tetapi belum makan siang. Lagi jenuh, masih males makan. Saya jenuh, bosan dan stres akhir-akhir ini, karena banyak tugas dan banyak ujian-ujian. Haduh.. sepertinya saya haus akan liburan, hiburan dan piknik ini.
Dari hari senin kemarin saya sedang menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS). Dan tadi jadwalnya adalah Bahasa Indonesia dan kimia. Namun ada sedikit yang saya sesali yaitu saya tidak belajar Bahasa Indonesia sama sekali malam kemarin, karena memang materi kimia sangat banyak. Bab kimia semester VI kali ini materinya tentang bacaan-bacaan, tidak terlalu banyak menghitung atau menghafal rumus-rumus. Dan saya ini orangnya sangat pelupa dan sulit memahami jika bacaan-bacaannya itu buanyak. Seharusnya tidak terlalu sulit memahami ya? Kan sudah di pelajari apalagi soal UASnya hanya tentang materi semester VI. Sssttth, semester VI ini saya belajar kimia Cuma saat akan ulangan saja (jangan ditiru ya!) hehehe..
Lalu bagaimana dengan Bahasa Indonesia saya tadi? Saya menyesal sekali tidak membaca materi di buku tulis saya. Biasanya kalau saya tidak belajar malam hari, paginya pasti baca-baca sedikit. Tetapi tadi pagi tidak sama sekali, bahkan membuka buku saja masih dilema, mikir antara membukanya atau tidak. Tadi soalnya itu pilihan ganda 20 dan uraiannya ada 2 soal.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Buatlah konflik/klimaks dari naskah drama singkat !
2. Jelaskan perbedaan esai dan kritik sastra !
Nah itulah soal uraiannya dan yang saya sesali adalah nomor 2 karena materi esai dan kritik sastra terpampang jelas di buku tulis saya. Sedangkan tadi? Saya ngawur!
Lalu bagaimana dengan soal nomor 1? Lebih ngawur! Beberapa menit setelah saya merenung cerita apa yang akan saya tulis tentang konflik? Klimaks? Yang ada dipikiran saya saat itu adalah kecelakaan. Karena saya ingat saat Bu. Nanik Zulaikhah menerangkan tentang tahapan alur (pengenalan, pemunculan konflik, klimaks, anti klimaks, penyelesaian) saat itu Bu. Nanik Zulaikhah menggunakan kecelakaansebagai contoh pemunculan konflik dan sebagainya. Dan saya mencoba menggunakan tema tersebut, saya menjawabnya benar-benar ngawur. Nama tokohnya saya ngawur, alur ceritanya ngawur dan benar-benar bukan kenyataan yang pernah saya lihat maupun saya dengar, asli ngawur!Tetapi untung saja di soalnya itu drama singkat yang ada di otak saya tentunya ngarang ceritanya Cuma sedikit. Dan hasil ngawurnya seperti ini :
Waktu telah menunjukkan pukul 23.30 WIB, namun Denis dan Dika masih saja belum pulang dari tempat tongkrongannya. Kira-kira lebih dari 5 jam mereka menghabiskan waktu di tempat itu sambil melakukan hal-hal yang tidak penting. Saat itu Denis dan Dika sedang menonton pertandingan sepak bola dan sebagian dari teman-temannya sedang asik bermain kartu. Banyak botol minuman sejenis bir dan batang rokok di atas meja di depan Denis dan Dika. Mereka memang selalu seperti itu setiap hari sabtu malam minggu, berteman dengan minuman haram dan benda sumber penyakit alias rokok itu, saya menyebutnya benda karena entah sebutan apa, karena rokok bukan makanan juga bukan minuman, namun banyak yang mengfavoritkan rokok.
Hari semakin larut malam, waktu telah menunjukkan pukul 00.30 WIB tetapi mereka belum juga meninggalkan tempat itu. Semakin malam, suasananya semakin dingin dan sepi. Tampaknya Denis telah tidak sadarkan diri, entah berapa banyak ia minum. Tiba-tiba Dika membentak serentak membuat Denis bangun dan kaget.
“woi, bangun! Ayo buruan pulang.” (nada tinggi)
“lo biasa aja dong, kalau mau pulang, lo pulang sendiri aja sana.”Balas Denis dengan kesal.
Mereka semakin bertengkar dengan perkataan-perkataan yang tidak enak didengar. Maklum, mereka dalam kondisi tidak seratus persen sadar sehingga perkataan dan perlakuan mereka banyak ngawurnya.
Dengan kesal dan marah, Dika meninggalkan Denis yang masih belum juga bangun. Dika berjalan dengan sedikit sempoyongan, lalu ia mulai menyalakan motornya dan menjalankan motornya dengan gila-gilaan. Malam itu jalanan memang sepi sehingga Dika mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, matanya merah entah karena sedang marah atau karena ia dalam kondisi mabuk. Pandangan Dika kosong, namun ia masih kuat memegang gas motornya hingga kecepatan tinggi. Braakkk... tubuh Dika tergeletak di jalan, motornya remuk dan hancur dan darah mengalir deras dari tubuhnya. Motor Dika tabrakan dengan mobil yang juga melaju dengan kencang. Dika membuka matanya, ia sadar tidak ada orang yang melihatnya apalagi menolongnya. Tubuh dika gemetar, bibirnya merah karena darah, lidahnya kelu ingin meminta tolong.
The End.
By : Putri Dwi